Diperkirakan komunitas nenek moyang Suku Simalungun adalah termasuk kelompok “protomelayu” (penduduk pertama yang mendiami Nusantara). Minimnya dokumen yang ada, sering mengaburkan sejarah yang sesungguhnya.
Simalungun adalah salah satu suku batak yang sekaligus menjadi nama sebuah Kabupatern di Sumatera Utara. Secara struktur kesukuan suku Simalungun ini merupakan salah satu suku dalam suku batak diantar lima sub lainnya yaitu: Toba, Karo, Pakpak, Angkola, Mandailing.
Kabupaten Simalungun terletak antara 02o36’.03o1’. Lintang Utara, dan berbatasan dengan lima kabupaten tetangga yaitu: Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba, kabupaten Samosir dan Kabupaten Asahan. Wilayah kabupaten Simalungun mempunyai luas 4.386.6 Km2 atau 6,12% dari luas Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 31 Kecamatan dan 302 Desa (nagori).
Asal-Usul Orang Simalungun
Berbicara tentang asal-usul Orang Simalungun sering mengundang kontroversi dan beranekaragam penuturan. Namun yang dapat dipakai sebagai patokan adalah asal usul yang mengandung bukti – bukti sejarah berdasarkan hasil penelitian. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa semua penduduk Nusantara kecuali sebagian penduduk Indonesia Timur berasal dari Hindia Belakang (India Selatan).
Menurut penilitian Prof. G. Ferrand seorang Antropolog dari Amerika menyimpilkan bahwa kedatangan penduduk ke Nusantara terjadi dalam 2 periode. Periode pertama disebut protomelayu yang datang sekitar tahun 1000 SM, yang diperkirakanj yang menjadi penduduk pertama di nusantara. Kelompok ini antara lain adalah Batak(termasuk Simalungun), Toraja, Dayak, dan Nias.
Periode kedua dating sekitar tahun 500 SM dan disebut “deutromelayu” , kelompok ini termasuk orang Jawa, Madura dan Makasar. Kedatangan deutromelayu ini mendesak prtomelayu, sehingga suku protomelayu semakin bergerak dan berpindah ke pegunungan di pulau-pulau Nusantara.
Dikisahkan padfa waktu perpindahan gelombang protomelayu, ada sekelompok penduduk yang hijrah dari India Selatan secara estafet. Awalnya kelompok ini berangkat dari India Selatan menuju Champa(baca:siam=Thailand) setelah beberapa piluh tahun tinggal di Champ, komunitas itu diserang oleh suku Mongolia dari Utara. Kaum pria banyak yang dibunuh dan kaum wanita banyak yang dikawini para pria Mongolia. Dari hasil perkawinan campur ini terlahirlah suatu turunan ras baru berkulit Sawo Matang.
Setelah peristiwa serangan tersebut sebagian dari kelompok ini berpindah lagi dan berpencar dan menuju pulau – pulau di sekitarnya, ada yang menuju Sulawesi dan ada juga yang menuju Sumatera. Mereka yang mendarat di Sulawesi tersebut, beranak pinak menjadi suku toraja. Sementara kelompok yang pindah menuju Sumatera mendarat di Batubara dan dari sana menyebar ke seluruh pelosok Sumatera bagian Utara. Kelompok inilah yang menjadi leluhur Orang Simalungun.
Sementara kelompok ketiga berpindah menuju Tagalog (Philipina), disana beranak pinak dan kelak menjadi leluhur orang Philphina . Bukti kesamaan budaya secara otentik masih terlihat sampai saat ini.misalnya budaya makan sirih serta meratakan gigi (mangkihir ipon). Adalah tradisi meratakan gigi dengan cara memotongnya dengan alat kikir, setelah diratakan untuk menghilangkan rasa ngilu dioles dengan getah kayu sehingga gigi kelihatan berwarna hitam. Budaya ini ditemukanb pada semua kelompok turunan yang telah disebutkan diatas.
Lahirnya Kerajaan Nagur
Mereka yang pindah ke Batubara inilah yang menjadi leluhur orang simalungun sekarang. Di sekitar pantai Batubara mereka mulai menciptakan perkampungan dan tercatat pada tahun 500-an(sesudah masehi) mereka sudah membentuk tatanan masyarakat beserta system pemerintahannya. Pemerintahannya berbentuk kerajaan, yang diberi nama Kerajaan Nagur.
System yang mereka bentuk ini mirip sekali dengan budaya yang mereka warisi dari nenek moyangnya di India Selatan. Bahkan nama Nagur diambil dari nama kampong leluhurnya di India yakni Nagpur. Wilayah kerajaan Nagur tersebut diperkirakan meliputi Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Simalungun serta kabupaten Serdang Bedagai sekarang. Hingga kini di ketiga wilayah tersebut masih banyak ditemukan nama perkampungan (desa) dengan lafal bahasa Simalungun. Seperti “Buntu Panei” di Batubara. Sekarang sebagian pelafalan Simalungun tersebut sudah mengalami perubahan, seperti pagurawan yang berasal dari kata pargurouan (tempat bermain) yang sekarang berada di daerah Serdang Bedagai.
Sebagai bukti bahwa Simalungun dulunya adalah peninggalan Kerajaan Nagur, kata nagur banyak dipakai sebagai nama daerah atau kampong di Simalungun, misalnya Nagur Usang, Nagur Panei, Mariah Nagur, Nagur Raja(sekarang : Nanggaraja), dan lain-lain. Belakangan ini kata nagur sering dilafalkan menjadi kata nagori, sehinnga sekarang banyak perkampungan yang memakai kata nagori, seperti Nagori Harasan(Kerasaan), Nagori Dolok, Nagoro Tongah, dan lain-lain.
Menurut hikayat
kerajaan Nagur dijelaskan bahwa batas wilayah kerajaan Nagur hamper meliputi
seluruh Sumatera bagian Utara. Namun sayang pada suatu ketika kerajaan Nagur
mengalami kemarau panjang yang mengakibatkan munculya wabah penyakit hinnga
sampai melemahkan sistim pemerintahan Kerajaan Nagur. Sehingga banyak warga
yang berlindung/berpindah ketempat yang jauh. Menurut kepercayaan mereka
penyakit tidak bias menyebar melewati lautan yang luas, maka mereka smua berpindah
menyebrang lautan luas yang ber air tawar disebut Laut Tawar yang saat ini
dikenal dengan Danau Toba.
Setelah menyebrangi
lautan mereka tiba di suatu pulau
ditengah lautan tersebut, pulau itu mereka sebut dengan nama Samosir. Kata “Samosir “ berasal dari kata sa dan misir/mosor yang artinya serentak berpindah.
Selain dari wabah
penyakit ada juga beberapa kali invasi dari kerajaan lain untuk menaklukkan
kerajaan Nagur. Sehingga Pemerintahan pusat Kerajaan Nagur melemah dan memilih
untuk berdiri sendiri (otonomi). Maka terbentuklah 4 kerajaanbaru yaitu
Kerajaan Siantar yang
merupakan kelanjutan dari pemerintahan pusat kerajaan Nagur yang istananya di
pindahkan dari Perdagangan Ketepi Sungai Bah Bolon di Pematang Siantar.
Kerajaan Tanoh Jawa Kerajaan ini yang terbentuk di komunitas Orang Jawa
letaknya berada dikampung itu sendiri yaitu Pematang Tanoh Jawa. Pada umumnya
masyarakat nya adalah perpaduan antaara
masyarakat Nagur dengan orang yang datang dari Jawa.
Kerajaan Panei, Kerajaan yang letaknya
berada di wilayah Kecamatan Panei sekarang.
Kerajaan Dolog Silou , Kerajaan yang
beribukota di Pematang Dolok Silou yang terletak di Saranpandang sekitar Saribudolok sekarang.
Kerajaan Siantar
Kerajaan Tanoh Jawa
Kerajaan Dolog Silou
Keempat kerajaan ini
telah menjadi 4 serangkai yang mewarisi kerajaan Nagur.
2.1.
Munculnya
Nama Simalungun
Dari catatan dan
penuturan orang tua terungkap bahwa sebagian besardari warga Kerajaan Nagur
yang berpindah adalah berpindah ke pulau samosir. Mereka menetap dan beranak
cucu disana. Sesudah ratusan tahun meninggalkan leluhurnya, tentunya anak
cucunya mereka yang di pulau samosir tidak mengetahui lagi secara lengkap
tentang keadaan kerajaan Nagur. Bahkan kerajaan Nagur sudah menjadi negeri
asing bagi generasi – generasi mereka kemudian.
Kata
Simalungun berasal dari dua pengertian. Pertama adalah berasal dari kata ”sima”
yang atinya peninggalon dan “lungun” artinya sepi. Jadi Simalungun artinya adalah peninggalan yang sepi.
Pengertian lainnya adalah berawal dari “si” yang artinya yang dan “malungun” yang
artinya rindu jadi Simalungun artinya
“yang dirindukan” . nama Simalungun resmi digunakan sejak penetapan dalam
lembar Negara Hindia Belanda tahun 1906.
2.2.
Masuknya
Belanda di Simalungun
Sejarah menctat bahwa
dari tahun 1865 hingga tahun 1871, Belanda sudah mulai menelusuri dan mengamati
kondisi tanah Simalungun. Simalungun merupakan daerah yang sangat subur, sangat
cocok dijadikan perkebunan namun agak sulit ditaklukkan karena watak orang
Simalungun yang begitu tegas yang tidak mau dipaksa ntuk bekerja keras. Saat
itu masyaraka Simalungun sudah memiliki lahan pertanian sendri dan sangat subur
sehingga sudah terbiasa hidup santai, oleh sebab itu Belanda menjalankan
strateginya yang disebut “devide at
imperanya” (strategi memecah belah)
Seiring telah
terbentuknya Simalungun secara otentik yang ditetapkan oleh pemerintahan Hindia
Belanda. Belanda yang telah menguasai Simalungun dan mengeksploitasi SDA nya,
pastinya sangat membutuhkan orang-orang yg bisa diperintah untuk bekrja
sedangkan para penduduk Simalungun asli adalah typical orang yang keras dan tak
mau diperintah sehinggah Hindia Belanda terpaksa mendatangkan pekerja dari luar
Simalugun untuk dipekerjakan.
2.3.
Masuknya
Orang Jawa Di Simalungun
Setelah dibukanya
perkebunan di Simalungun masih ada lagi kendala yang dihadapi Belanda, yaitu
belanda mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja untuk menggarap
perkebunan tersebut. Karakter orang Simalungun bukanlah tipe buruh. Orang
Simalungun tdk bisa diandalkan sebagai kuli. Ada juga yang lain yaitu orang Toba namun
tipycal orang toba juga keras dan suka Berontak. Sehingga pilihan jatuh kepada
orang Jawa, orangnya tekun, mudah diatur dan tidak banyak tuntutan.
Belanda mendatangkan
orangJawa dari Pulau Jawa yang dikordinir oleh Belanda yang sudah lebih dulu
menjajah disana. Semakin banyak dibukanya perkebunan semakin banyak juga
migrant orang jawa yang dating ke Simalungun.
2.4.
Masuknya
Jepang
Setelah sukses menghancurkan
Armada laut Pearl
Harbour milik Sekutu.
Jepang berhasil merebut Asia dari imperialis
Barat. Dengan cepat jepang menguasai Asia Tenggara tercatat Jepang masuk ke
Nusantara pd tahun 1942 dan sudah maasuk ke Simalungun melalui pelabuhan
Tanjung Balai. Terus menelusuri hingga sampai ke Simalungun dan Jepang tertarik
ingin menguasai perkebunan peninggalan Belanda.
Setelah 3 tahun
menguasai Asia termasuk Nusantara Sekutu melakukan balasan terhadap Jepang
dengan me-Bom Hiroshima
dan Nagasaki di Jepang. Jepang melemah dan menyerah terhadap sekutu,
seluruh pasukan ditarik kembali ke
Jepang. Dengan demikian tahun 1945 berakhirlah kekuasaan Jepang di Simalungun
dan Seluruh Nusantara. J
2.5.
Kemerdekaan
Republik Indonesia
Setelah Jepang pergi
dari Nusantara akibat kalahny mereka dari sekutu daerah-daerah yang pernah
dijajah oleh Belanda dan Jepng memeanfaatkan kesempatan ini untuk menyatakan
kemerdekaannya dengan membentuk suatu Negara. Diproklamirannya Kemerdekaan
tepat pd tgl 17 Agustus 1945 yang menandakan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Awalnya NKRI tidak
langsung diterima oleh kerajaan-kerajaan di Simalungun karena mereka pada
dasarnya telah memiliki sistm pemerintahan sendiri. Khususnya penolakan
tersebut terjadi di kalangan kerajaan, Raja yang memimpin suatu bangsanya
merasa terusik dengan adanya untuk merdeka dan bergabung dengan NKRI sebab akan
langsung melengserkannya dari kepemimpinannya. Apalagi semasa penjajahan
keluarga kerajaan selalu dpt perlakuan istimewa dari penjajah
Akan
tetapi masyarakat pendatng tidak sepaham dengan kerajaan di Simalungun. Karena
sesungguhnya pada zaman itu seluruh kerajaan di di Simalungun ataupun di
nusantara kebanyakan adalah antek-antek dari penjajah sehingga diskriminasi
yang dilakukan kerajaan sama dengan apa yang dilakukan oleh penjajah pd saat
itu. Oleh karena itu NKRI lebih pro kepada masyarakat pendatang dari pada
masyarakat kerajaan Simalungun karena NKRI ingin melakukan pemerintahan tepusat
sehingga kerajaan-kerajaan di daerah harus dihapuskan sebelum diproklamirkannya
kemerdekaan Indonesia .
Sehingga pemerintah pusat lebih memilih masyarakat pendatang untuk
mengendalikan dan memimpin Simalungun pada awal kemerdekaan.
2.6.
Revolusi
Sosial di Simalungun
Pada saat mejelang
kemerdekaan para masyarakat pendatang sudah tak terbendung lagi keinginannya
untuk merdeka dan lepas dari kekuasaan raja-raja di Simalungun. Dengan
mengumandangkan jargo-jargon dari Jakarta ,
masyarakat yang mendukung NKRI membentuk laskar-laskar perjuangan Rakyat, yang bertujuan untuk menekan para pihak yang
keeratan untuk bergabung dengan NKRI. Saat itu kerajaan dinilai sebagai
antek-antek dari Belanda sehinga Raja Dan keluarga Kerajaan menjadi target dari
para lascar perjuangan Rakyat.
Pada tanggal 3 Maret
1946 raja-raja dan Keluarga nya di revolusi oleh lascar rakyat, raja dan
keluarganya di bunuh secara sadis. Revolusi tidak terjadi di simalungun saja
tapi seluruh kerajaan di Sumatera timur (Simalungun, Karo dan Melayu). Dengan
dalih antek-antek belanda tersebut
raja-raja dan keluarganya di incar dan dihabisi . meskipun sebenarnya
dibalik itu lebih besarr niat untuk
balas dendam dan keinginan untuk merampasa harta kekayaan kerajaan. Dan sampai
sekarang revolusi Sosial Sumatera Timur tidak perna ditelusuri oleh pemerintah
pusat. Meskipun masyaraakat mengenali korban dan pelaku, sebagian pihak meduga
bahwa revolusi menguntungkan Pemerintah Pusat sehingga tidak menarik untuk di
selidiki lebih jauh.
2.7.
Bergabung
Dengan NKRI
Sempat terbentuk Negara
Sumatera Timur (NST) akan tetapi perjuangan mendirikan Negara tersebut tidak
berjalan sukses. Gelora kemerdekaan dan kebebasan dibawah naungan NKRI jauh
mengalahkan gaung semangat NST. Setelah 3 tahun perjuangan mendirikan NST, pda
tahun 1950 NST. Sejak saat itulah secara resmi Simalungun dan seluruh wilayah
Sumatera Timur kembali kepangkuan NKRI.
Setelah bergabungnya
NST ke NKRI, maka Simalungun pun dikendalikan oleh Pemerintah Pusat dari Jakarta . Maka diangkatlah
seorang Bupati orang Simalungun yang berjuang dipihak NKRI (diluar simpatisan
NST). Bupati yang diangkat tersebut adalah Tuan
Madja Purba, anak dari raja kerajaan purba menjadi bupati sampai 1956.
Sehingga selanjutnya Simalungun menjadi
suatu Kabupaten di provinsi Sumatera Utara dalam naungan NKRI yang silih
berganti dipimpin oleh bupati.
2.8.
Data Kependudukan
Data Kecamatan dan Penduduk Kabupaten
Simalungun
NO
|
KECAMATAN
|
JUMLAH
PENDUDUKAN
|
MUSLIM
|
NON MUSLIM
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
BANDAR
|
66,739
|
48,183
|
18,556
|
2
|
BANDAR HULUAN
|
26,306
|
21,583
|
4,723
|
3
|
BANDAR MASILAM
|
25,940
|
22,396
|
3,544
|
4
|
BOSAR MALIGAS
|
45,379
|
18,058
|
27,321
|
5
|
DOLOK BATU NANGGAR
|
39,086
|
16,547
|
22,539
|
6
|
DOLOK PANRIBUAN
|
19,338
|
861
|
18,477
|
7
|
GIRSANG SIPANGAN B
|
14,102
|
2,119
|
11,983
|
8
|
GUNUNG MALELA
|
33,571
|
29,037
|
4,534
|
9
|
GUNUNG MALIGAS
|
25,357
|
23,060
|
2,297
|
10
|
HATONDUHAN
|
19,340
|
7,766
|
11,574
|
11
|
HUTA BAYU RAJA
|
32,154
|
6,980
|
25,174
|
12
|
JAWA MARAJA B.JAMBI
|
22,379
|
14,242
|
8,137
|
13
|
JORLANG HATARAN
|
18,375
|
8,783
|
9,592
|
14
|
PEMATANG BANDAR
|
34,167
|
21,958
|
12,209
|
15
|
PEMATANG SIDAMANIK
|
15,876
|
11,906
|
3,970
|
16
|
SIANTAR
|
61,843
|
33,916
|
27,927
|
17
|
SIDAMANIK
|
30,381
|
14,658
|
15,723
|
18
|
TANAH JAWA
|
46,789
|
27,196
|
19,593
|
19
|
TAPIAN DOLOK
|
33,125
|
29,688
|
3,437
|
20
|
UJUNG
|
44,366
|
38,778
|
5,588
|
JUMLAH
|
654,613
|
397,715
|
256,898
|
Kondisi sosial masyarakat sangat
heterogen, yang terdiri dari komunitas penduduk asli Melayu, Batak,Jawa,
Minang, sebagian kecil Etnis China
dan Hindia. Kondisi geografis yang variatif dengan tingkat kesulitan yang
berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain dengan kondisi ekonomi
secara mayoritas masyarakat termasuk kategori menengah.
0 Response to "Sejarah Orang Simalungun - Komunitas Protomelayu"
Post a Comment