SHALAT BERJAMAAH



    1. Keutamaan Shalat Jamaah
                                                 i.      Berjama'ah lebih utama dari pada salat sendirian. Muhammad|Rasulullah SAW bersabda:

 "Salat berjama'ah itu lebih utama dari pada salat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat."
(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)

                                              ii.       Dari setiap langkahnya diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan baginya satu dosa serta senantiasa dido'akan oleh para malaikat. Rasulullah SAW bersabda:

"Salat seseorang dengan berjama'ah itu melebihi salatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila seseorang berwudhu' dan menyempurnakan wudhu'nya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan semata-mata untuk salat, maka setiap kali ia melangkahkan kaki diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuslah satu dosa. Dan apabila dia mengerjakan salat, maka para Malaikat selalu memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada ditempat salat selagi belum berhadats, mereka memohon: "Ya Allah limpahkanlah keselamatan atasnya, ya Allah limpahkanlah rahmat untuknya.' Dan dia telah dianggap sedang mengerjakan salat semenjak menantikan tiba waktu salat."
(HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Huraira RA, dari terjemahan lafadz Bukhari).

                                ```````` iii.      Terbebas dari pengaruh/penguasaan setan. Rasulullah SAW bersabda:

"Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana salat berjama'ah, melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh setan. Karena itu hendaklah kamu sekalian membiasakan salat berjama'ah sebab serigala itu hanya menerkam kambing yang terpencil dari kawanannya."
(HR. Abu Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA).

                                   iv.      Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda: "Berikanlah khabar gembira orang-orang yang rajin berjalan ke masjid dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat." (HR. Abu Daud, Turmudzi dan Hakim).

                                  v.       Mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang salat Isya dengan berjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan salat setengah malam, dan barangsiapa yang mengerjakan salat shubuh berjama'ah maka seolah-olah ia mengerjakan salat semalam penuh.
(HR. Muslim dan Turmudzi dari Utsman RA).

                         vi.      Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain. Rasulullah SAW terbiasa menghadap ke ma'mum begitu selesai salat dan menanyakan mereka-mereka yang tidak hadir dalam salat berjama'ah, para sahabat juga terbiasa untuk sekedar berbicara setelah selesai salat sebelum pulang kerumah. Dari Jabir bin Sumrah RA berkata:

 "Rasulullah SAW baru berdiri meninggalkan tempat salatnya diwaktu shubuh ketika matahari telah terbit. Apabila matahari sudah terbit, barulah beliau berdiri untuk pulang. Sementara itu di dalam masjid orang-orang membincangkan peristiwa-peristiwa yang mereka kerjakan di masa jahiliyah. Kadang-kadang mereka tertawa bersama dan Nabi SAW pun ikut tersenyum."
 (HR. Muslim).

                                        vii.      Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pembiasaan ini dilatih dengan mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan ma'mum, salnya tidak boleh menyamai apalagi mendahului gerakan imam menjaga kesempurnaan shaf-shaf salat. Rasulullah SAW bersabda:

"Imam itu diadakan agar diikuti, maka jangan sekali-kali kamu menyalahinya! Jika ia takbir maka takbirlah kalian, jika ia ruku' maka ruku'lah kalian, jika ia mengucapkan 'sami'alLaahu liman hamidah' katakanlah 'Allahumma rabbana lakal Hamdu', Jika ia sujud maka sujud pulalah kalian. Bahkan apabila ia salat sambil duduk, salatlah kalian sambil duduk pula!"
(HR. Bukhori dan Muslim, shahih).

    1. Ketentuan Shalat Jamaah
                                                              i.      Shalat jamaah minimal bersama 2 orang.
                                                            ii.      Jangan bersahf diantara tiang masjid sehingga memotong shaf.
                                                          iii.      Ber Shaf yang lurus dan rapat
                                                          iv.      Tidak dibolehkan menyendiri di belakang shaf

    1. Aturan Shaf
                                                              i.      Urutan shaf makmum;
1.      Depan (dblakang imam) adalah laki-laki(remaja & bapak-bapak).
2.      Anak laki-laki.
3.      Anak perempuan.
4.      Wanita(remaja & ibu-ibu).
                                                            ii.      Jika berjamaah 2 orang laki-laki maka makmum disebelah kanan imam.
                                                        iii.      Jika 2 laki-laki dan sebagian wanita maka dua laki-laki berdampingan dan wanita di belakang kedua laki-laki tersebut.
                                                          iv.      Jika di ikuti banyak laki-laki dan perempuan maka imam didepan kaum laki-laki dan wanita di belakangnya.

    1.  Tugas Imam
                                                     i.      Sebelum takbir hendaknya imam menganjurkan makmum agar meluruskan shafnya.
                                                     ii.      Sebaiknya membaca ayat yang ringkas dikarenakan mungkin diantara jamaah ada yang sudah udzur, tidak sanggup shalat lama.
                                                    iii.      Tidak terburu-buru dalam sujud dan rukuk.
                                             iv.      Setelah selesai shalat disunahkan menghadap makmum yang menandakan makmum boleh meninggalkan barisan shaf jamaah.

    1. Tugas Makmum
                                                              i.      Mengikuti imam.
                                                              ii.      Tidak mendahului imam.
                                                          iii.      Makmum tidak boleh meninggalkan tempat sebelum imam meninggalkan tempatnya atau memberikan tanda(menghadap makmum).
                                      iv.      Apabila imam salah makmum laki-laki boleh menegurnya dengan mengucapkan Subhanallah atau bertepuk sekali.

0 Response to "SHALAT BERJAMAAH"

Post a Comment